21 Apr 2012 | By: Indahnya Islam

Sedikit dalam makan




Bagi manusia makan adalah persoalan pokok, sebab merupakan bagian dari keberlangsungan hidupnya. Meski demikian, sifat hati-hati dalam memenuhinya harus tetap dijaga. Bila hal ini diabaikan bukannya kebaikan yang diperoleh tetapi justru kerusakan hati. Ketahuilah makanan yang merusak hati ada dua macam :
Pertama : Yang merusak karena Dzatnya (makanan haram). Baik itu yang diharamkan karena hak Allah seperti bangkai, darah dan daging babi, maupun yang diharamkan karena hak manusia, seperti barang curian ataupun rampasan.

Kedua : Yang merusak karena kadar dan melanggar batasnya, seperti berlebihan dan terlalu kenyang.
   Ketahuilah musuh yang nyata bagi manusia adalah syaitan yang akan merusak kedalam diri manusia melalui aliran darah. Aliran ini akan menjadi sempit manakala kita berpuasa dan menjadi lebar tatkala kita kenyang. Maka tak heran, bila perut kenyang kitapun berat melaksanakan ketaatan, otak enggan untuk berpikir, syahwat menjadi mudah tersulut oleh rangsangan terkecil sekalipun, badan menjadi sakit dan terasa berat, gampang untuk berbuat maksiat, banyak tidur dan hatipun menjadi keras. Adalah hati yang keras yang mengakibatkan ibadah yang kita laksanakan terasa berat dan melelahkan. Sudah tidak ada lagi kenikmatan dan kekhusyukan. Rasulullah SAW bersabda : "Berapa banyak orang yang shalat malam, tidak memperoleh apa-apa kecuali begadang semata" (HR. Al-Haitsamy).
   Berlebihan dalam makan juga berfungsi untuk membedakan antara seorang mukmin dengan orang kafir. Seorang mukmin akan makan dalam satu usus sementara orang kafir akan makan dalam tujuh usus. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw kedatangan tamu seorang kafir, kemudian beliau menyajikan hasil perahan dari susu kambing kepadanya. sang tamupun meminumnya kemudian disajikan lagi, diminumnya juga, disajikan lagi diminum juga begitulah seterusnya sampai tujuh kali. Lalu pada pagi harinya ia masuk Islam. Maka Rasulullah saw pun menyajikan minuman yang serupa. ia juga meminumnya. Tapi tatkala disajikan lagi, ia tidak menyempurnakan. Kemudian Rasulullah saw bersabda yang artinya : "Seorang mukmin minum dalam satu usus, sedangkan orang kafir minum dalam tujuh usus" (HR. Bukhari).
   Bagaimanapun juga berlebihan dalam makanan tidak ada contohnya.Keluarga Nabi Muhammad saw tidak pernah kenyang semenjak datang dari Madinah dari roti gandum tiga hari berturut-turut hingga beliau wafat. Juga para sahabat, mereka adalah kaum yang tidak makan sampai lapar dan bila makanpun akan berhenti sebelum kenyang. Para ulama terdahulu juga tidak mensifati atau disifati dengan banyak makan. Yang disifati dengan banyak makan adalah binatang melata yang tidak berakal. Berarti bila kita banyak makan....maka...?.....pikirkanlah

0 comments:

Posting Komentar