Bagi manusia makan adalah persoalan pokok, sebab merupakan bagian dari keberlangsungan hidupnya. Meski demikian, sifat hati-hati dalam memenuhinya harus tetap dijaga. Bila hal ini diabaikan bukannya kebaikan yang diperoleh tetapi justru kerusakan hati. Ketahuilah makanan yang merusak hati ada dua macam :
Pertama
:
Yang merusak karena Dzatnya (makanan haram). Baik itu yang diharamkan karena
hak Allah seperti bangkai, darah dan daging babi, maupun yang diharamkan karena
hak manusia, seperti barang curian ataupun rampasan.
Kedua
:
Yang merusak karena kadar dan melanggar batasnya, seperti berlebihan dan
terlalu kenyang.
Ketahuilah
musuh yang nyata bagi manusia adalah syaitan yang akan merusak kedalam diri
manusia melalui aliran darah. Aliran ini akan menjadi sempit manakala kita
berpuasa dan menjadi lebar tatkala kita kenyang. Maka tak heran, bila perut
kenyang kitapun berat melaksanakan ketaatan, otak enggan untuk berpikir,
syahwat menjadi mudah tersulut oleh rangsangan terkecil sekalipun, badan
menjadi sakit dan terasa berat, gampang untuk berbuat maksiat, banyak tidur dan
hatipun menjadi keras. Adalah hati yang keras yang mengakibatkan ibadah yang
kita laksanakan terasa berat dan melelahkan. Sudah tidak ada lagi kenikmatan
dan kekhusyukan. Rasulullah SAW bersabda : "Berapa banyak orang yang
shalat malam, tidak memperoleh apa-apa kecuali begadang semata" (HR.
Al-Haitsamy).
Berlebihan
dalam makan juga berfungsi untuk membedakan antara seorang mukmin dengan orang
kafir. Seorang mukmin akan makan dalam satu usus sementara orang kafir akan
makan dalam tujuh usus. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw
kedatangan tamu seorang kafir, kemudian beliau menyajikan hasil perahan dari
susu kambing kepadanya. sang tamupun meminumnya kemudian disajikan lagi,
diminumnya juga, disajikan lagi diminum juga begitulah seterusnya sampai tujuh
kali. Lalu pada pagi harinya ia masuk Islam. Maka Rasulullah saw pun menyajikan
minuman yang serupa. ia juga meminumnya. Tapi tatkala disajikan lagi, ia tidak
menyempurnakan. Kemudian Rasulullah saw bersabda yang artinya : "Seorang
mukmin minum dalam satu usus, sedangkan orang kafir minum dalam tujuh
usus" (HR. Bukhari).
Bagaimanapun
juga berlebihan dalam makanan tidak ada contohnya.Keluarga Nabi Muhammad saw
tidak pernah kenyang semenjak datang dari Madinah dari roti gandum tiga hari
berturut-turut hingga beliau wafat. Juga para sahabat, mereka adalah kaum yang
tidak makan sampai lapar dan bila makanpun akan berhenti sebelum kenyang. Para
ulama terdahulu juga tidak mensifati atau disifati dengan banyak makan. Yang
disifati dengan banyak makan adalah binatang melata yang tidak berakal. Berarti
bila kita banyak makan....maka...?.....pikirkanlah
0 comments:
Posting Komentar